Ramadan 1432H hari ini berakhir. Salah satu pengulangan pembicaraan
sejak sebelum Ramadan adalah konsumsi kaum muslimin/muslimat dalam
“bulan menahan diri” ini. Terlihat dari perilaku sehari-hari di
sekitar hingga perhitungan lembaga terkait, konsumsi umat Islam
terlihat menaik. Sebagai tulisan yang bersifat introspeksi, tentu
baik adanya: mengingatkan kita kaum muslimin agar senantiasa
menjauhi pemborosan, karena “mubazir itu teman setan”, dan
lebih-lebih bertentangan dengan salah satu semangat bulan Ramadan,
yaitu berempati terhadap bagian dari umat yang kekurangan.
Namun ada pula yang dengan spekulatif menjadikan hal ini seperti
tudingan terhadap umat Islam secara umum, bahwa Ramadan telah
merepotkan kondisi perekonomian di Indonesia karena nafsu belanja
yang meningkat — dan berpotensi “gila-gilaan”, sehingga berujung
pada kenaikan inflasi. Karena Ramadan akan datang sepanjang tahun
Qomariyah, apakah hal ini akan menjadi rutinitas?