Diiringi gerimis kami, rombongan Jelajah Pangandaran, sampai di hotel tempat kami menginap. Gambaran saya tentang Pangandaran dari sekira dua dasawarsa lalu benar-benar tak membekas, yang terbayang sekilas dari gerbang Pantai Pangandaran hingga hotel adalah suasana kota-pantai; tidak sebesar Kuta di Bali, tentu karena Pangandaran sendiri kabupaten. Pedagang Kaki Lima berjajar di bawah warung-tenda, penyewaan sepeda tersebar di beberapa titik ramai, dan wisatawan berkostum pantai berseliweran.
Di hotel kami disambut perwakilan dinas pariwisata setempat. Tanpa berlama-lama termasuk hanya meletakkan tas di kamar masing-masing, kami diundang mendatangi pertunjukan kesenian di Kampung Cikelu, Desa Sukahurip. Ternyata cukup jauh dari pantai, di daerah pertanian dalam kondisi sedang hujan, mobil rombongan melintasi jalan bak pematang sawah, seukuran sedikit melebihi lebar kendaraan.
Continue reading “Jelajah Pangandaran: Tarian Pesta Panen dan Ronggeng Gunung”