Maklumat Hari Sastra disampaikan oleh para sastrawan Indonesia di Bukittinggi, Ahad, 24 Maret. Lewat maklumat tsb. ditetapkan tanggal 3 Juli sebagai Hari Sastra Indonesia. Acuan tanggal 3 Juli adalah tanggal kelahiran sastrawan besar Abdul Muis. Hari Sastra digagas Taufik Ismail dengan dua tujuan di antaranya: menumbuhkan kecintaan terhadap karya sastra Indonesia dan silaturahim antarsastrawan.
Abdul Muis dikenal dalam pelajaran sastra di sekolah lanjutan lewat novel Salah Asuhan. Salah satu kutipan Salah Asuhan pernah dijadikan bacaan di salah satu bab buku teks bahasa Indonesia SMA, sehingga tokoh-tokohnya, terutama Hanafi, akrab buat siswa yang peduli pelajaran bahasa Indonesia.
Buku lain yang disebut-sebut adalah Pertemuan Jodoh. Saya berusaha mengutip isinya, namun tidak ditemukan dokumen digital Pertemuan Jodoh, sehingga cukup sampai sinopsis yang ditulis Kedai Roman Indonesia. Pertemuan Jodoh berlatar belakang daerah Pasundan, Jawa Barat, sedikit-banyak seperti mengasosiasikan tanah elok Pasundan dengan romansa klasik – dan barangkali berlanjut hingga kini.
Menarik juga menyadari bagian akhir novel tsb. disebutkan mereka berdua kembali ke Togoapu, tempat yang sama sekali tidak terbayang atau terdengar saya, sampai akhirnya bersama teman-teman Bandung Flickr kami berjalan-jalan memotret di Kab. Bandung kawasan barat dan sampai di Togoapu (atau Tagogapu).