Sudah banyak disebutkan dalam tulisan-tulisan tentang rezeki perihal ayat-ayat dalam Al Quran yang menyebutkan jalan-jalan kedatangan rezeki, yakni:
Sudah banyak tulisan-tulisan penjelas dalil-dalil yang bersesuaian dengan poin-poin di atas, tidak perlu diulang di sini.
Lewat bersedekah sering jadi pertanyaan dilema: bagaimana akan bersedekah, sementara harapannya adalah mendapat rezeki? Dibalas oleh yang lain dengan adagium bahwa, “rezeki tidak selalu berupa uang.” Dapat menjadi saling berkomentar bahwa dengan tambahan uang akan lebih memudahkan bersedekah lebih banyak lagi. Begitu seterusnya, padahal dengan mudah dibantah bahwa bersedekah sepantasnya.
Bagaimana jalan tidak disangka-sangka? Ini akan menyulitkan dibahas, karena jika sudah jelas, tentu bukan tidak disangka-sangka lagi. Jadi biarkan saja datang mendadak dan sering indah pada waktunya.
Pernikahan dan keturunan? Ini paling repot, karena melibatkan orang lain dalam relasi paling dekat, keluarga. Tantangannya mungkin paling berat, renungkan saja kisah para rasul yang menghadapi orang-orang terdekatnya, keluarga.
Syahdan, menghadapi keluhan dan protes dalam keluarganya, seorang hamba Allah menjadi berduka: harus bagaimana lagi, sedangkan diusahakan seperti apapun belum tentu menghasilkan sesuai yang dikehendaki mereka? Seperti dorongan kebaikan, mendadak tercetus dalam pikirannya, “Itulah harapan mereka, keinginan mereka, tak sanggup hamba memenuhi semua; jadi biarkan, itulah doa mereka kepada Tuhan kita semua.”
Entah solusinya nanti seperti apa, yang lebih jelas tidak lama kemudian hati hamba dalam kisah tsb. menjadi lebih tenang.